Browse» Home » Portal ilmiah, Portal makalah » Makalah - Asbabun Nuzul Dalammenelaah asbab al nuzul suatu ayat, diperlukan ketelitian dalam rangka mendapatkan data yang akurat dan valid. Ada tiga hal dari asbab al nuzul yang perlu mendapat perhatian, yaitu dari segi redaksi, periwayatan, dan peristiwanya. Ketiga segi inilah yang menjadi problematika asbab al nuzul. [9] asbabunnuzul surah alqur'an. 1. Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan. 2. Sebenarnya orang-orang kafir itu (berada) dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. 3. Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang Telah kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. 4. Menurutbahasa (etimologi), asbabun nuzul berarti turunnya ayat-ayat al-Qur'an, berasal dari kata "asbab" jamak dari "sababa" yang artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun. Asbabun nuzul adalah suatu peristiwa atau saja yang menyebabkan turunnya ayat-ayat al-Qur'an baik secara langsung atau tidak langsung. BERBILANGNYAASBABUN NUZUL SUATU AYAT Kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya terdapat beberapa riwayat tentang sebab turunnya suatu ayat. Dalam hal seperti ini para ulama ahli hadis mempunyai beberapa alternatif untuk menentukan riwayat-riwayat yang diterima sebagai penjelasan tentang sebab turunnya suatu ayat. Pertama, bila salah satu diantara Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Ilustrasi Macam-macam Asbabun Nuzul Foto UnsplashAsbabun nuzul memegang peranan penting dalam penafsiran Al-Quran. Ilmu ini bermanfaat untuk memahami suatu ayat, mengetahui hikmah di balik penetapan hukum, hingga menelaah latar belakang turunnya Jurnal Asabun Nuzul Kajian Historis Turunnya Ayat Al-Quran tulisan Syafril 2018, pandangan al-Wahidiy menegaskan bahwa pengetahuan tentang asbabun nuzul tidak boleh diperoleh melalui penalaran, namun harus berdasarkan riwayat sahih yang marfu kepada Nabi garis besar, asababun nuzul dapat dibedakan menjadi dua macam. Namun, sebelum itu ada baiknya pahami terlebih dahulu pengertian asbabun Macam-macam Asbabun Nuzul Foto UnsplashPengertian Asbabun NuzulMengutip buku Asbabun Nuzul karya Ach. Fawaid, asbabun nuzul berasal dari dua kata, yaitu asbab dan nuzul. Asbab artinya “karena”, “sebab”, “lantaran”. Kemudian, nuzul mengandung arti “turun”.Secara bahasa, asbabun nuzul didefinisikan sebagai sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Istilah ini hanya digunakan untuk sesuatu yang berkaitan dengan sebab-sebab turunnya Al sisi lain, Muhammad Abdul Azim az-Zarqani berpendapat bahwa asbabun nuzul adalah suatu peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran yang kemudian menjadi penjelas hukum ketika peristiwa itu Asbabun NuzulBerikut macam-macam asbabun nuzul yang dikutip dari Jurnal Asbabun Nuzul Pengertian, Macam-macam Redaksi dan Urgensi yang ditulis oleh Pan Suaidi 20161. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil WahidAsbabun nuzul Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Ada kalanya wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misalnya turunnya Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi“Katakanlah”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan tiada pula di peranakkan. Dan tiada seorang pun yang setara dengan dengan dia.”Surat tersebut diturunkan untuk menanggapi orang-orang musyrik Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat itu juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah usai Rasulullah Macam-macam Asbabun Nuzul Foto Unsplash2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahidAsbabun nuzul Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab yang mendasari turunnya beberapa ayat. Misalnya, Q. S. Ad-dukhan ayat 10, 15, dan 16, yang berbunyi“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata,” QS. Ad-Dukhan 10“sesungguhnya kalau kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali ingkar,” QS. Ad-Dukhan 15“ingatlah hari ketika kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan,” QS. Ad-Dukhan 16Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut terjadi ketika kaum Quraisy durhaka kepada Rasulullah SAW. Beliau berdoa agar mereka merasakan kelaparan seperti yang pernah terjadi pada zaman nabi kaum Quraisy menderita kekurangan hingga mereka makan tulang. Kaum tersebut pun mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta pertolongan. Maka Rasulullah SAW berdoa agar diturunkan turun setelah Nabi Muhammad SAW berdoa, namun kaum Quraisy kembali sesat dan durhaka. Kemudian, turunlah riwayat yang menjelaskan bahwa siksaan akan turun ketika Perang yang Dimaksud Asbabun Nuzul?Asbabun Nuzul Terbagi Menjadi Berapa?Apa Itu Asbabun Nuzul Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid? - Cara mengetahui Asbab An-Nuzul asbabunnuzul dan penjelasannya adalah dengan melacak riwayat-riwayat hadis, terutama kategori sahih. Hal ini karena asbabunnuzul tidak dapat diciptakan melalui pemikiran, namun merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di masa merupakan sebab-sebab yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an. Meskipun demikian, tidak semua ayat di dalam Al-Qur’an memiliki dari jurnal Asbabun Nuzul Pengertian, Macam-Macam, Redaksi dan Urgensi 2016 oleh Pan Suaidi dijelaskan bahwa pengetahuan asbabunnuzul memiliki beberapa fungsi dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut Mengetahui hikmah dan rahasia diundangkannya suatu hukum dan perhatian syara’ terhadap kepentingan umum, tanpa membedakan etnik, jenis kelamin, dan agama. Mengetahui asbab an-nuzul membantu memberikan kejelasan terhadap beberapa ayat. Pengetahuan asbab an-nuzul dapat mengkhususkan takhsis hukum terbatas pada sebab, terutama ulama yang menganut kaidah khusus as-sabab sebab khusus. Asbabunnuzul dapat membantu memahami apakah ayat berlaku umum atau khusus dan bagaimana penerapannya. Asbabunnuzul mempermudah orang dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dan memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan, sebab mengetahui turunnya. Cara Mengetahui Asbab An-Nuzul dan Penjelasannya Cara mengetahui asbabunnuzul adalah dengan melacak riwayat-riwayat hadis, terutama yang tergolong sahih. Hadis sahih merupakan hadis yang sanadnya bersambung, diriwayatkan perawi berkualitas dan hafalan kuat, hingga sanad dan matannya tidak ada syadz serta M. Hanafi ed. dalam buku Asbabun-Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur’an 2017 menuliskan bahwa cara paling otentik untuk mengetahui asbabunnuzul yakni melalui riwayat-riwayat hadis yang disampaikan Nabi kepada para sahabat berperan penting dalam mengetahui asbabunnuzul, sebab mereka hidup di masa nabi dan mengetahui serta menyaksikan proses turunnya wahyu hingga peristiwa yang melingkupinya. Di sisi lain, para sahabat begitu berhati-hati dalam meriwayatkan hadis Nabi Muhammad SAW. Kewaspadaan para sahabat ini meningkat terutama ketika menyampaikan hadis tentang asbabunnuzul ayat Al-Qur’ al-Èasan 'Aliy al-Wàëidi menjelaskan bahwa riwayat-riwayat asbabunnuzul hanya dapat diketahui dengan mendengar dari para sahabat. Hal ini karena para sahabat telah bersungguh-sungguh mencari dan mengetahui pernyataan Abù al-Èasan 'Aliy al-Wàëidi di atas, kemudian terbesit pertanyaan lanjutan, yakni bagaimana riwayat-riwayat asbabunnuzul para tabiin yang muncul setelah masa sahabat?Jalàluddìn as-Suyùtiy menyampaikan bahwa riwayat-riwayat asbabunnuzul para tabiin yang jelas sebab dan berkualitas sahih dapat diterima. Hal ini senada dengan kasus hadis-hadis marfu yang dapat diterima apabila diriwayatkan para tabiin yang menimba ilmu dari para sahabat juga Asbabun Nuzul Surah Ad-Dhuha Sebab Diturunkannya Ayat 1-3 Tafsir dan Penjelasan Surat Al-Falaq Beserta Asbabun Nuzulnya Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah Lengkap Ayat 39-40 dan Ayat 75-82 - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Dhita Koesno Benarkah Setiap Ayat Al-Quran Memiliki Asbabun Nuzul? – Mungkin ada di antara umat Islam yang belum tahu apa itu Asbabun Nuzul. Di dalam ilmu Al-Quran, Asbabun Nuzul adalah peristiwa ataupun kejadian yang menjadi sebab turunnya suatu ayat Al-Quran. Jadi Al-Quran tidak diturunkan sekali turun langsung ayat langsung, akan tetapi berangsur-angsur selama lebih dari 20 tahun. Kenapa hal ini dilakukan Allah? Berkatalah orang-orang yang kafir "Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil teratur dan benar. Al-Furqaan 32 Pada ayat lain Allah Ta’ala berfirman, Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. Al-Israa’ 106 Hikmahnya adalah agar ayat-ayat yang diturunkan lebih meresap ke dalam hati manusia. Begitu pula Asbabun Nuzul. Dengan adanya Asbabun Nuzul ini, orang-orang yang membaca Al-Quran akan lebih meresapi dan menghayati ayat yang dibaca. Timbul pertanyaan, apakah setiap ayat di Al-Quran memiliki asbabun nuzul? Jawabannya adalah tidak. Ada ayat Al-Quran yang turun karena suatu peristiwa dan ada pula ayat Al-Quran yang diturunkan tanpa adanya rangkaian peristiwa alias turun begitu saja. Ayat-ayat yang tidak memiliki Asbabun Nuzul biasanya kisah-kisah seperti kisah para nabi. Tetapi tidak semua kisah para nabi di Al-Quran tidak memiliki Asbabun Nuzul dan tidak semua Asbabun Nuzul itu kisah para nabi. Adapun ayat yang memiliki Asbabun Nuzul biasanya untuk menerangkan hukum, syariat dan lain sebagainya. Salah satu contoh ayat di Al-Quran yang tidak memiliki Asbabun Nuzul Misalnya adalah surah Al-An’aam. Dalam hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma yang diriwayatkan secara marfu’, Turun kepadaku surat Al-An’am, satu surat sekaligus. Diiringi oleh malaikat. Mereka menyuarakan tasbih dan tahmid. HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 3316 dan Abu Nua’im dalam al-Hilyah, 3/44 dan di sana ada perawi bernama Yusuf bin Athiyah as-Shaffar dan dia dhaif. Di dalam riwayat lain, yaitu Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, dia berkata, Ketika turun surat Al-An’am, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertasbih. Kemudian beliau mengatakan, “Sungguh, ada malaikat yang jumlahnya menutupi ufuq yang mengiringi turunnya surat ini.” HR. Hakim 2/314, dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, no. 2431 Jadi tidak semua ayat Al-Quran memiliki Asbabun Nuzul. Inilah yang kebanyakan. Adapun beberapa ayat yang memiliki Asbabun Nuzul seperti Surah Thaahaa ayat 105 Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah "Tuhanku akan menghancurkannya di hari kiamat sehancur-hancurnya, Thaahaa 105 Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa kaum Quraisy bertanya “Apakah yang akan dilakukan Rabb-mu pada hari kiamat terhadap gunung-gunung?” ayat ini Thaahaa 105 turun sebagai penjelasan bahwa gunung-gunung itu pada hari kiamat akan dihancurkan seremuk-remuknya. Contoh lainnya adalah Surah Al-Hijr ayat 49-50 Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. Al-Hijr 49-50 Diriwayatkan oleh ath-Thabarani yang bersumber dari Abdullah bin Zubair bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menegur para shahabatnya yang sedang tertawa saat beliau lewat di tempat itu, dengan berkata “Apa gerangan yang menyebabkan kalian tertawa? Padahal surga dan neraka itu sudah diperingatkan kepada kalian.” Maka turunlah ayat ini al-Hijr 49-50 sebagai teguran kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam supaya membiarkan mereka tertawa, karena Allah itu ghafuurur rahiim Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, tetapi juga mengingatkan mereka bahwa siksa Allah sangat pedih. Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari salah seorang shahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat para shahabat dari pintu Bani Syaibah, sambil bersabda “Aku tidak ingin melihat kalian tertawa.” Kemudian beliau shallallahu alaihi wa sallam meninggalkan mereka. Tidak lama kemudian beliau kembali lagi sambil mundur dan bersabda “Ketika aku tiba di Hijr Isma’il, Jibril datang menegurku “Hai Muhammad, sesungguhnya Allah berfirman kepadamu Mengapa engkau memutuskan harapan hamba-hamba-Ku?” sebagaimana firman-Nya dalam al-Hijr 49-50. Itulah pembahasan singkat kita mengenai Asbabun Nuzul. Semoga menambah khazanah ilmu pengetahuan agama kita. Baca Juga Sunnah Tidur Menghadap Kiblat? Semoga bermanfaat. Diselesaikan pada 12 Muharram 1439 Hijriyah/2 Oktober 2017 Masehi. Pengertian Asbabun Nuzul Al Quran Secara etimologi Asbabun Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbab” dan “Nuzul”. Kata “Asbab” merupakan jamak dari “Sababa” yang artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun . Jadi, Asbabun Nuzul berarti sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu bisa disebut dengan Asbabun Nuzul, namun ungkapan Asbabun Nuzul khusus dipergunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an. Secara terminologi ada banyak pengertian Asbabun Nuzul menurut para ulama’ diantaranya Az-Zarqoni mengatakan bahwa Asbabun Nuzul adalah kasus atau suatu kejadian yang terjadi serta ada hubungannya dengan turunnya Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi. Ash Shobuni mendefinisikan Asbabun Nuzul merupakan peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama. Shubhi Shalih mendefinisikan Asbabun Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya ayat atau beberapa ayat Al-Qur’an ayat-ayat terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai sebagai respon atas-nya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum di saat peristiwa itu terjadi. Mana’al-Qaththan mendefinisikan Asbabun Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Qur’an berkenaan dengannha waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa suatu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi.[1] Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Asbabun Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an untuk menerangkan status hukumnya, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan. Asbabun Nuzul membahas kasus-kasus yang menjadi turunnya beberapa ayat Al-Qur’an, macam-macamnya, redaksi-redaksinya sighat, riwayat-riwayatnya tarjih dan manfaat dalam mempelajarinya. Peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Qur’an bisa berupa konflik social, dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sahabat kepada Nabi. Ada perbedaan pendapat mengenai persoalan apakah seluruh ayat Al-Qur’an memiliki Asbabun Nuzul atau tidak. Dan sebagian ulama’ berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Qur’an memiliki Asbabun Nuzul sehingga diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya ibtida’ dan ada pula ayat yang diturunkan dengan dilatarbelakangi dengan suatu peristiwa ghair ibtida’. Salah satu contoh asbabun nuzul yaitu asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 188 dimana Marwan bin Hakam mengalami kesulitan dalam memahami ayat ini dan ia memahami bahwa setiap orang yang bergembira atas usaha yang telah diperbuatnya dan suka dipuji atas perbuatan yang belum dilakukan akan disiksa. Pemahaman tersebut kurang tepat dan diluruskan oleh Ibnu Abbas bahwa ayat tersebut menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ahli Kitab yang ditanya Rasulullah tentang sesuatu lalu mereka menyembunyikannya serta memberitahukan hal lain yang tidak ditanyakan. Mereka menganggap bahwa perkataan tersebut berhak mendapat pujian sehingga turunlah ayat ini.[2] Macam-Macam Asbabun Nuzul Al Quran 1. Dilihat dari Sudut Pandang Redaksi yang Dipergunakan dalam Riwayat Asbabun Nuzul Dilihat dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan dalam riwayat Asbabun Nuzul. Dari sudut pandang ini, ada dua redaksi yang dipergunakan perawi dalam mengungkapkan riwayat Asbabun Nuzul yaitu redaksi Sharih jelas dan redaksi Muhtamil kemungkinan. Redaksi Sharih jelas artinya riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabun nuzul, dan tidak mungkin menunjukkan maksud yang lainnya. Redaksi dikatakan sharih bila perawi mengatakan “Sebab turun ayat ini adalah….” atau “Telah terjadi …… maka turunlah ayat” atau “Rasulullah pernah ditanya tentang …… maka turunlah ayat”. Muhtamilah masih kemungkinan atau belum pasti artinya riwayat belum dipastikan sebagai Asbabun Nuzul karena masih terdapat keraguan. Adapun redaksi yang termasuk muhtamilah bila perawi mengatakan “ayat ini diturunkan berkenaan dengan” atau “saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan …” atau “saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …”.[3] 2. Dilihat dari Sudut Pandang Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk Satu Ayat atau Berbilangnya Ayat untuk Asbabun Nuzul a. Berbilangnya Asbabun Nuzul untuk satu ayat Ta’addud As-asbab wa Nazil Al-wahid. Yang dimaksud disini adalah tidak setiap ayat memiliki riwayat dalam satu versi. Ada kalanya satu ayat memiliki beberapa versi riwayat Asbabun Nuzul baik dalam redaksi ataupun kualitasnya. Untuk mengatasi variasi riwayat dalam satu ayat dari sisi redaksinya, para ulama’ mengemukakan cara sebagai berikut Tidak mempermasalahkannya. Hal ini dilakukan apabila variasi riwayatnya menggunakan redaksi muhtamil. Mengambil versi riwayat yang menggunakan redaksi sharih, ketika versi riwayatnya ada yang sharih dan muhtamil. Mengambil versi riwayat yang shahih valid. Hal ini dilakukan jika semua riwayatnya menggunakan redaksi sharih tetapi salah satu kualitasnya tidak shahih. Sedangkan untuk mengatasi variasi riwayat dalam satu ayat dari sisi kualitasnya, para ulama’ mengemukakan langkah sebagai berikut Mengambil versi riwayat yang shahih, ketika ada dua atau lebih versi riwayat sedangkan satu versi berkualitas shahih dan yang lainnya tidak. Melakukan studi selektif tarjih. Langkah ini diambil bila kedua riwayatnya sama-sama berkualitas shahih. Melakukan studi kompromi jama’ ketika kedua riwayat yang kontradiktif itu sama-sama shahih yang sederajat dan tidak mungkin dilakukan tarjih. b. Variasi Ayat untuk satu sebab Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid Terkadang satu kejadian bisa menjadi sebab turunnya satu ayat atau lebih, inilah yang disebut dengan Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid. Contoh dua versi riwayat Asbabun Nuzul adalah asbabun nuzul yang melatarbelakangi turunnya surat An-Nur 24 ayat 6 “Dan orang-orang yang menuduh isterinya berzina, Padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, Maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,Sesungguhnya Dia adalah termasuk orang-orang yang benar.” Dalam versi Bukhari dan Muslim melalui jalur Shahal Ibn Sa’ad dikatakan bahwa ayat itu turun berkenaan dengan salah seorang sahabat bernama Uwaimir yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Tentang apa yang harus dilakuan oleh seorang suami yang mendapati istrinya bezina dengan orang lain. Akan tetapi, dalam versi Bukhari melaui jalur Ibn Abbas dikatakan bahwa ayat tersebut turun dengan latar belakang kasus Hilal Ibn Umayah yang mengadu kepada RasulullahSAW. bahwa istrinya berzina dengan Sarikh Ibn Sahma’. Kedua riwayat itu berkualitas sahih dan tidak mungkin dilakukan studi tarjih. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi kompromi jama’. Dua kejadian itu berdekatan masanya sehingga kita mudah mengkompromikan keduanya. Dalam jangka waktu yang tidak berselang lama, kedua orang sahabat bertanya kepada Rasululah SAW. Tentang masalah serupa, maka turunlah ayat mu’amalah untuk menjawab pertanyaan mereka.[9] Kalau kedua versi riwayat Asbabun Nuzul itu sahih atau tidak sahih atau tidak dapat dilakukan studi tarjih dan jama’ maka hendaklah kita anggap ayat itu diturunkan berulang kali atau yang disebut Ta’addud al-nazil wa al-sabab wahid. Kegunaan Asbabun Nuzul Al Quran Sebagian besar para ulama’ sepakat bahwa riwayat-riwayat dalam Asbabun nuzul merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk memahami pesan yang ada dalam Al-Qur’an. Para ulama’ mengemukakan beberapa kegunaan Asbabun Nuzul dalam memahami Al Quran, sebagai berikut Membantu memahami dan juga mengatasi keraguan atau ketidakpastian dalam menangkap pesan ayat Al-Qur’an. Contohnya dalam Surah Al Baqarah ayat 115 dibawah ini ولله المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله “Kepunyaan Allahlah arah barat dan timur, maka ke arah manapun kamu menghadapkan wajah dalam shalat maka disanalah Allah.” Melihat secara dhahir ayat, seseorang boleh menghadap ke arah mana saja yang mana seakan-akan tidak wajib untuk menghadap kiblat. Namun setelah melihat asbabun nuzulnya, penafsiran tersebut adalah keliru. Sebab ayat ini turun berkenaan dengan orang yang sedang dalam safar dan melakukan shalat diatas kendaraan, atau orang yang tidak tahu arah kiblat dan berijtihad untuk menentukan arah kiblat. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian hashr membatasi. Seperti dalam surah Al-An’am ayat 145 قل لا اجد في ما أوحي إلي محرما علي طاعم يطعمه إلا أن يكون ميتة او دما مسفوحا او لحم خنزير فإنه رجس او فسقا أهل لغير الله به فمن اضطر غير باغ ولا عاد فإن ربك غفور رحيم “Katakanlah, tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang ingin memakannya, kecuali kalau makanan itu berupa bangkai, darah yang mengalir, daging babi, karena semua itu adalah kotor, atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan dan tidak melebihi batas darurat maka sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Menurut Imam Syafi’I ayat ini tidak dimaksudkan sebagai hasr pembatasan bahwa yang diharamkan hanya yang disebutkan dalam ayat ini dan yang selain disebutkan semuanya halal. Imam Syafi’I menggunakan asbabun nuzul untuk menjelaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang kafir yang tidak mau memakan sesuatu kecuali apa yang telah mereka halalkan sendiri. Ayat ini turun karena kebiasaan mereka yang mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Mengkhususkan hukum dengan sebab, bagi ulama’ yang berpegang pada kekhususan sebab bukan keumuman lafadz. Seperti ayat tentang Dzihar pada permulaan Surah Al Mujadalah yang turun berkenaan dengan Aus bin Samit yang menzihar istrinya, Khaulah binti Hakim bin Tsa’labah, ayat tersebut hanya berlaku untuk kedua orang tersebut. Hukum dzihar yang berlaku bagi selain keduanya ditentukan dengan jalan qiyas. Mengetahui pelaku yang menyebabkan ayat Al-Qur’an turun. Memudahkan untuk menghafal dn memahami ayat, serta untuk memantapkan wahyu kedalam hati orang yang mendengarkannnya. [1] Prof. Dr. Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, Pustaka Setia, Bandung,2012, [2] Tafsir dan Ilmu 2 Kudus,2011, [3] Muhammad Amin,Study ilmu-ilmu Al-Qur’an, Jakarta Pustaka Firdaus, 2004, Jakarta - Al Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam mempelajari Al Quran, ada satu pokok pembahasan yang sering disebut dengan asbabun nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya Suaidi dalam Jurnal Almufida Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman menjelaskan, meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran. Seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya hadits. Ada perbedaan redaksional terkait pengertian asbabun nuzul di kalangan ulama. Namun, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan Asbabun Nuzul dan ContohnyaBerdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2 macam. Sebagai berikut1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil WahidTa'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤Artinya "Katakanlah Muhammad, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."Ayat-ayat tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab WahidTa'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirmanفَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ - ١٠Artinya "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas," QS. Ad-Dukhan 10.اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ - ١٥Artinya "Sungguh kalau Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali ingkar." QS. Ad-Dukhan 15.يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ - ١٦Artinya "Ingatlah pada hari ketika Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan." QS. Ad-Dukhan 16.Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka kaum Quraisy mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat para kaum Quraisy menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat yang dimaksud akan turun saat Perang As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan. nwy/nwy

berbilangnya asbabun nuzul suatu ayat