Berikutulasan terkait biaya produksi tersebut mulai dari pengertian, contoh, cara menghitung, dan unsurnya. 1. Pengertian Biaya Produksi. 2. Jenis-jenis Biaya Produksi. 2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) 2.2 Biaya Variabel (Variabel Cost) 2.3 Biaya Rata-Rata (Average Cost) 2.4 Biaya Marginal. Kaliansudah tau kan proses apa? Hahaha, yap benar sekali tahap terakhir pada sebuah pembuatan video adalah 'Editting' ditahap ini lah semua yang telah di kerjakanpada tahap shooting sebelumnya di eksekusi oleh seorang editor guys. BACA JUGA : TAHAPAN PROSES PRODUKSI. Proses 'Editting' sendiri merupakan tahap yang cukup rumit lho guys. Dimanasalah satu tahapan terpenting tersebut adalah fase Pasca cetak post press yang juga merupakan tempat inti dilakukannya pengolahan finishing pada cetakan. 3.2.1 Pasca cetak post press Pasca cetak adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan cetak selesai. ItulahPenjelasan dari perencanaan proses produksi meliputi tahapan berikut, kecuali Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Dibawah ini contoh pemanfaatan energi alternatif adalah lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat kotak komentar dibawah - Kunci Jawaban Post Tahappasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Seperti yang diketahui didalam proses mengahasilkan produk-produk cetakan majalah dan lain sebagainya terdapat tiga fase atau tahapan penting yang harus dilalui yaitu Pracetak pre press, Cetak press, dan Finishing post press. Dimana dari setiap fase atau tahapan penting tersebut terdiri dari beberapa langkah kecil yang pada akhirnya nanti sangat menentukan produk akhir cetakan yang dihasilkan. Dimana salah satu tahapan terpenting tersebut adalah fase Pasca cetak post press yang juga merupakan tempat inti dilakukannya pengolahan finishing pada cetakan. Pasca cetak post press Pasca cetak adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan cetak selesai. Bisa merupakan suatu kegiatan lanjutan atau kegiatan yang memang dilakukan hanya untuk kegiatanpekerjaan pasca cetak itu sendiri pada perusahaan yang kusus menangani kegiatan tersebut. Dapat dilakukan dengan kegiatan manual maupun masinal memakai permesinan yang otomatis penuh. Beberapa jenis proses pasca cetak pada percetakan khususnya untuk proses cetak offset yaitu A. Proses potong. B. Folie atau Hot Stamping. C. Emboss. D. Laminating. E. Punch. F. Kopek. G. Perfect bindingjilid lim. H. Varnish. I. Jahit benangkawat J. Nomerator. A. Proses potong Proses potong atau sisir kertas adalah proses yang bertujuan untuk membagi beberapa kertas hasil cetak tadi menjadi beberapa bagian atau bisa juga hanya sekedar untuk merapihkan kertas sisir kertas. Serta merapikan kertas yang akan di cetak dan meratakan hasil dari cetakan dan penjilidan sebelum maupun sesudah buku selesai dijilid. lihat gambar Gambar Gambar mesin potong B. Folie atau Hot Stamping Folieatau Hot Stamping adalah proses pemberian hasil cetakan dengan tulisan atau gambar “metalik” seperti warna emas, perak, dan yang lainnya. Bertujuan untuk memberikan nuansa lain dari hasil cetakan yang sudah ada, terutama yang ditonjolkan, seperti Logo. Cara membuatnya bisa secara manual dengan alat hotprint tangan, atau dengan mesin HCAHDA mesin semi otomatis yang lainnya, dan mesin otomatis gabungan dari mesin Stand dan Folie. lihat gambar Gambar Mesin hot print manual C. Emboss Emboss adalah proses memberikan kesan hasil cetak dengan tulisan atau gambar dimana kesan tersebut berbentuk timbul atau tenggelam akibat press dari klise cetakan emboss. lihat gambar Gambar mesin emboss D. Proses laminating Proses laminating adalah proses dimana hasil cetak akan dilapisi dengan plastik mengkilat atau plastik buramdoff pada bagian luarnya sehingga menimbulkan kesan estetis tersendiri. Bertujuan untuk • Melindungi hasil cetakan dari goresan. • Melindungi rusaknya hasil cetakan karena basah. • Dan membuat jendela pada amplop, kotak–kotak. Macam–macam laminasi adalah laminasi biasa, satu muka maupun dua muka, laminating dofftidak mengkilap, dan laminating tiga dimensiFantasi. lihat gambar dan gambar Gambar Hasil laminating 3 dimensi Gambar Mesin laminating dingin E. Proses punch Punch adalah proses memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu akibat potongan pisau mesin punch. Bentuknya bisa berupa format untuk lipatan amplop, dus, dan lain sebagainya. Berikut adalah macam–macam pisau punch seperti • Model pisau berbentuk sudut 90 dengan bagian tajam berada ditengahnya. • Model pisau berbentuk sudut 45 dengan sudut tajamnya berdampingan bergaris lurus. • Model pisau terpotong–potong untuk perforasi. • Model pisau bergerigi untuk perporasi. • Model pisau tumpul untuk rit. Gambar Pisau Stand dan ram pada meja acuan Gambar blok pisau Stand dari mesin sistim Bobs F. Proses kopek Kopek adalah proses pemisahan kertas yang tadinya berupa lembaran hasil proses punch kemudian dipisahkan sisa-sisa pola tersebut agar kertas yang berbentuk dus siap untuk proses selanjutnya. G. Proses perfect binding Perfect bindingjilid lim adalah proses penjilidan tanpa menggunakan kawat ataupun benang namun menggunakan lim. Cara kerja Perfect binding adalah sebagai berikut • Memotong punggung buku kemudian blok buku di kibaskan ke kiri di lim, kemudian ke kanan di lim. • Kuras di lewatkan melalui pisau berputar, kemudian dipotong, lalu dikasarkan hingga memperoleh permukaan pengeliman yang lebih luas, kemudian baru dilim ada cara lain yaitu tanpa meng gergajinya, hanya dikasarkan, blok buku telah menjadi lembaran lepas. Selain cara kerja di atas perlu diperhatikan sistim pengerjaan sebagai berikut • Lakukan pengeliman dengan lim venil sekali sebagai dasar. • Kemudian di lim dengan lim panas. • Diletakkan kain kasa, kemudian dilim venil lagi dua tahap. • Diberi kain kasa lagi, kemudian baru di lim panas. • Lim venil di lakukan untuk penempatan lim panas lebih baik. Sistim lumbeck Blok buku dihimpit di antara dua batang dan di gerakan kian kemari melalui rol pengelim. Jarak antara blok buku dan rol pengelim dibuat sempit agar blok buku dalam keadaan terkibaskan dilewatkan rol pengelim sehingga dapat kena lim seluruh lembarannya. Pada sistim Perfect binding masinal memiliki 2 sistim, yaitu sistim martini dan sistim muller. Sistim Muller • Mesin sistim ini biasanya berbentuk bulat melingkar. • Tempat blok bukunya bisa banyak, ada yang sampai 25 kepala. • Sampulnya naik menuju ke blok bukunya yang sudah ada limnya. Gambaar mesin baby pony Sistim Martini • Mesin biasanya berbentuk Oval. • Bagian pemasukan blok bukunya tidak tertutup. • Pemasangan sampul blok bukunya yang turun. Gambar mesin perfect binding martini H. Proses varnish Varnish bertujuan untuk memberikan lapisan pelindung agar cetakan tidak mudah luntur dan mempunyai kesan kilap. Sehingga cetakan yang dihasilkan terlihat bagus. Varnish bertujuan sebagai berikut • Melapisi permukaan cetakan agar kelihatan lebih mewah karena mengkilat. • Melapisi permukaan cetakan agar lebih tahan lama, tahan goresan dan tahan kotor. • Melapisi permukaan cetak tertentu agar terlihat lebih Varnish . • Melapisi permukaan cetak agar tahan basah. Jenis varnish ada tiga jenis yaitu varnish kacacalender ,varnish ultra violet dan varnish lilin. Gambar mesin cetak offset dengan unit varnish Vernish KacaCalender Dilakukan pada mesin kusus yang melapisi varnish dengan di calenderkaca dilewatkan pada dua silinder baja yang menekan lembaran kertaskarton yang telah dilapisi varnish panas pada permukaannya. lihat gambar Gambar skema mesin vernish kacacalender Varnish Ultra Violet Varnish dengan cara ini dapat dilakukan pada mesin cetak biasa maupun pada mesin varnish kusus dengan memakai pengeringan dengan lampu sinar Ultra Violet. lihat gambar Gambar skema mesin varnish UV Varnish Lilin Varnish ini dengan bahan baku lilinparavin yang dipanaskan dalam bak pemanas di tempat tersebut juga terdapat silsinder pelapis bahan yang dilapisi lilin tersebut. lihat gambar Gambar skema mesin varnish lilin I. Proses jahit benangkawat Jahit benangkawat adalah proses penggabungan antara feel sehingga menjadi satu kesatuan dengan menggunakan kawat atau benang. Biasanya di gunakan pada hasil cetakan berupa buku ataupun majalah. Jahit benang manual biasanya dilakukang dengan cara • Dilakukan dengan tangan. • Jarum yang dipergunakan bisa dengan memakai jarum apa saja. • Benang yang dipergunakan adalah benang rami dan benang sutra. • Dapat dilakukan disembarang tempat. • Tidak memerlukan aliran listrik besar kecuali hanya untuk penerangan. Gambar mesin jahit benang Gambar mesin jahit kawat J. Proses nomorator Nomorator bertujuan untuk proses pengurutan halaman sebelum dilakukan proses pengeleman atau prosses jilid dan biasanya dilakukan jika lembaran yang telah tercetak itu memerlukan penomeran, seperti • Karcis parkir. • Karcis kendaraan umum, bis, kereta api, kapal laut, pesawat udara. • Pada dasarnya alat penomeran ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis. Secara teknis Nomorator di bagi tiga jenis sbb • Numerator tekan Mempunyai plunyerpenekan yang akan memindahkan angka jika tercetaktertekan sesuai yang dibutuhkan. Paling banyak dipergunakan dan tertutup sebagai acuan cetak. Numerator model ini biasanya mempunyai nomor ditekan tanda bintang atau disebut plunyer. Setiap kali cetak akan tertekan dan merubah angkanya. Angka itu dapat diatur cara berubahnya. lihat gambar Gambar mesin numerator tekan • Numerator bingkai Dipasang dalam satu bingkai kusus dimana jika batang bingkai terdorong maka semua angka akan meloncat. Dipasang pada bingkai kusus numerator. Numerator itu di dihubungkan dengan satu batang penekan yang akan tertarik jika dilewati landasan cetak. Jika batang penekan itu tertarik dan menarik batang itu maka semua nomor akan berubah. Numerator jenis ini tidak punya penekan. lihat gambar Gambar susunan numerator bingkai • Nurator tekan Rotasi Biasanya dipergunakan untuk mesin cetak kusus yang bergerak secara rotasi. 30 BAB IV HASIL DAN EVALUASI Prosedur Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek di CV. Bayu Mandiri berlangsung dalam waktu satu bulan dan proses kerja praktek dilakukan pada bagian post press sesuai dengan penempatan yang dilakukan oleh CV. Bayu Mandiri. Kerja praktek dilakukan disetiap hari Senin-Jum’at dengan waktu yang telah disesuaikan dengan jam kuliah untuk jam kerja resmi dari pihak CV. Bayu Mandiri yaitu hari senin-jum’at jam Absensi yang diberikan pihak kampus untuk ditanda tangani oleh pelaksana kerja praktek dan pembimbing kerja praktek di perusahaan maupun yang diberikan oleh perusahaan sebagai prosedur resmi terhadap semua karyawan perusahaan. Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek berdasarkan dari ketentuan yang telah diberikan oleh pihak perusahaan dan ditempatkan pada bagian Pre press. Pada bagian Pre press pelaksanaan kerja praktek dilakukan dengan beberapa metode dan berdasarkan perintah dari pembimbing kerja praktek yaitu Ibu Riwana pada bagian Pre press dan Bapak Iwan Dhamar selaku pimpinan perusahaan. 0% found this document useful 1 vote997 views9 pagesOriginal Titlecontoh soal ta2d3dCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote997 views9 pagesContoh Soal Ta2d3dOriginal Titlecontoh soal ta2d3dJump to Page You are on page 1of 9 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Selesainya tahap produksi menandakan setengah dari proses pembuatan film secara keseluruhan telah usai. Setelah tahap produksi dilakukan, seluruh klip yang terkumpul akan melalui penyortiran. Klip-klip yang terpilih akan dijahit menjadi satu kesatuan. Hal ini disebut sebagai offline editing. Ketika potongan adegan, durasi, dan seluruh detail mentah sudah disepakati, makan proses pasca produksi akan mencapai pitch lock. Setelah itu, dilakukanlah online editing dengan menambahkan elemen-elemen seperti grafis, color grading, visual effects, theme song, music scoring, dan lain sebagainya. Tahap pasca-produksi merupakan salah satu tahapan yang krusial dalam pembuatan film, tanpa tahap ini, tidak ada produk jadi berupa film, yang ada hanyalah berupa rekaman mentah yang belum tentu bisa menyampaikan kisah yang ingin diceritakan. Rekaman mentah pun tidak dalam urutan yang benar karena seringkali direkam dalam urutan yang paling efisien untuk aktor, lokasi, dan berbagai faktor lainnya. Pasca produksi melibatkan banyak orang. Pihak-pihak yang terlibat dalam tahap pasca-produksi adalah editor, penata suara, penata musik, colorist, dan ahli lainnya yang diperlukan dalam tahap ini. Setiap elemen pada tahap ini hadir untuk menghidupkan cerita dalam film. Dalam setiap film, proses pasca produksi memiliki ukuran produksi, anggaran, dan sektor pekerjaan yang berbeda. Durasi dari tahap pasca-produksi ini bergantung pada skala dan ruang lingkup proyek film sehingga tahap ini dapat memakan waktu hingga kerja tahap pasca-produksiMempersiapkan sistem penyimpanan yang cukup untuk memuat seluruh dataMenyempurnakan gambar dengan proses suara dengan Automated Dialog Replacement ADR dan FoleyMelakukan koreksi pada warnaMenambahkan grafis, judul, dan kreditMenyatukan materi lainnya dalam proses editingPentingnya tahap pasca-produksi dalam filmTahap pasca produksi mengolah video mentah hasil tahap produksi sehingga dapat menceritakan kisah yang ingin digambarkan dalam film. Tanpa tahap pasca-produksi, film sangat mungkin untuk tidak memiliki fokus mengenai apa yang akan diceritakan. Tahap pasca-produksi memberikan gambaran akhir pada rekaman mentah tentu sudah menjadi sebuah film. Namun, tanpa proses editing, tentu film tidak akan memberikan cerita yang menarik. Setiap aspek yang ada pada tahap pasca-produksi memiliki peranannya masing-masing pada keseluruhan cerita. Musik latar backsound dan soundtrack akan memperkuat suasana melalui nada-nada dari musik yang digunakan. Suasana juga dapat diperkuat dengan gradasi Penyuntingan gambarProses penyuntingan gambar merupakan hal pertama yang dilakukan dalam tahap pasca produksi. Pastikan untuk merekrut editor yang sudah familiar dengan hasil editingnya. Sinematografer yang bertugas biasanya memberikan beberapa saran dalam proses penyuntingan. Editor akan bekerja dengan bantuan naskah dan hasil rekaman harian. Editor akan membuat edit decision list EDL dan menyunting berdasarkan cara CompostingComposting merupakan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi sebelumnya. Composting membutuhkan keterampilan video editing karena pada prosesnya dilakukan pemotongan cuplikan yang tidak dibutuhkan dan penggabungan scenes yang terdapat di dalam animasi yang sedang dibuat. Dalam proses ini, seringkali dilakukan penambahan transisi video. Composting akan mempengaruhi durasi film dan scene dalam film Menciptakan suaraSetelah gambar selesai dikerjakan, hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah menambahkan suara. Untuk hasil suara yang terbaik, rekrutlah seorang ahli dalam menciptakan suara. Penyunting suara bertugas untuk mengurangi percakapan, menyusun trek audio dalam proses penyuntingan film, menghilangkan kebisingan, dan menambahkan efek suara sound effects.Selain penyunting suara yang bertugas dalam tahap ini, foley artist juga memiliki pekerjaannya tersendiri. Seorang foley artist bertugas dalam membuat ulang suara yang tidak terdengar dengan baik pada hasil rekaman. Foley artist bekerja setelah menonton ulang hasil rekaman film di suara yang dikerjakan oleh foley artist adalah suara langkah kaki dan perekaman ulang dialog oleh aktor di studio demi mencapai automated dialog replacement ADR tertentu. Hal ini dilakukan ketika suara yang terekam pada proses produksi tidak tertangkap dengan baik atau untuk menambahkan voice Menilai dan menambahkan musikMusik yang ditambahkan ke dalam film sebagai latar suara biasanya dibuat oleh komposer atau dengan mengajukan lisensi atas karya pemusik atau penyanyi lain. Namun, pembuatan musik oleh komposer agar musik yang dihasilkan bisa lebih personal dan iconic sesuai dengan konsep maupun tema dari film yang digarap. Selain itu, lisensi membutuhkan biaya yang cukup mahal serta membutuhkan perpanjangan lisensi di kemudian hari. Biasanya, pengawas musik yang bertugas untuk mengurus hak rekaman dan Sound mixingSound mixing merupakan proses untuk menyatukan elemen-elemen suara yang terdapat dalam film seperti musik, efek suara, dan dialog. Mixer digunakan untuk menyesuaikan volume secara keseluruhan, menghapus bagian yang kurang bagus, dan memastikan seluruh elemen-elemen suara terdengar Menambahkan efek visual VFXVisual effects atau disebut dengan VFX, merupakan sebuah metode yang dilakukan dengan menghidupkan karakter, dunia, dan aksi dalam film untuk menghidupkan cerita. Pekerjaan ini dipimpin oleh seorang supervisor VFX. Efek visual mampu menghadirkan dunia imajiner, aksi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dalam dunia nyata, dan menceritakan kisah dalam film dengan lebih efektif. Tim VFX mengerjakan citra dalam frame per frame. Untuk mengerjakan VFX diharapkan editor sudah menyelesaikan tahap editing gambar dan visual memungkinkan penciptaan lingkungan, objek, makhluk, hingga manusia yang tidak mungkin ada dalam dunia nyata dan dapat diambil gambarnya secara langsung. Efek visual ini dilakukan dengan memanipulasi citra di layar. Seringkali, efek visual melibatkan integrasi antara adegan nyata dengan computer-generated imagery CGI. Contohnya seperti naga, ledakan, dan animasi. Baca juga Sering Disamakan, VFX dan SFX Ternyata Berbeda dalam Hal-hal Ini!Meski pun terdengar mirip, visual effects dan special effects memiliki perbedaan yang sangat jauh. Special effects dilakukan secara langsung pada proses pengambilan gambar dalam tahap produksi dan menggunakan peralatan yang dapat ditemukan di dunia nyata seperti kembang api, hujan buatan, riasan prostetik, dan lain sebagainya. Sedangkan, visual effects hadir melalui bantuan komputer dan dilakukan setelah pengambilan gambar pada pasca produksi. Terdapat tiga jenis efek visual yaitu, Computer-generated imagery CGICGI merupakan citra yang dihasilkan komputer yang umum digunakan dalam film. CGI dapat dibuat dalam bentuk 2D maupun 3D. Namun, pemodelan 3D lebih sering dilakukan untuk kebutuhan pembuatan representasi 3D dari objek yang ingin diangkat, permukaan, dan makhluk. Selain digunakan untuk kebutuhan tersebut, CGI juga dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih halus seperti mengisi stadion dengan kerumunan penonton hingga mengurangi usia aktor maupun aktris sehingga dapat terlihat lebih muda. CompostingComposting disebut juga dengan istilah “chroma keying.” Hal ini dilakukan dengan menggabungkan elemen visual dari sumber yang berbeda-beda dan membuatnya seolah berada di lokasi yang sama. Untuk dapat membuat efek visual ini, digunakan bantuan blue screen dan greenscreen yang kemudian akan digantikan dengan elemen lain menggunakan composting software pada tahap pasca produksi. Bentuk awal komposisi ini beruka ilustrasi lanskap atau set yang digabungkan dengan live action dari film. Motion Capture mocapMotion capture atau disebut dengan mocap, adalah proses perekaman gerakan aktor maupun aktris secara digital yang kemudian gerakan tersebut ditransfer ke dalam model 3D. Proses ini termasuk merekam ekspresi wajah sang aktor atau aktris. Salah satu cara penangkapan gerak yang umum melibatkan penempatan aktor dalam kostum penangkap gerakan yang ditutupi dengan marker khusus yang dapat dilacak oleh kamera. Data yang didapatkan kemudian ditangkap dan dipetakan ke dalam model kerangka 3D dengan menggunakan motion capture Color gradingKoreksi warna dan color grading dapat dilakukan sebelum atau sesudah dilakukannya penambahan efek visual VFX, tergantung arahan dari masing-masing departemen. Pewarnaan tak jarang dilakukan oleh VFX artist. Pewarnaan berfungsi untuk menjaga konsistensi dan tone setiap adegan dalam Menambahkan judul, kredit, dan grafisBerikutnya, editor akan menambahkan credit title, judul, dan grafis lainnya yang dibutuhkan film Mencetak Digital Cinema Package DCPSetelah seluruh hal di atas dilakukan, hal terakhir yang dikerjakan yaitu melakukan pencetakan digital cinema package atau yang dikenal dengan istilah DCP. Digital cinema package merupakan sebuah standar format penayangan video di bioskop digital. DCP berisikan kumpulan file digital yang digunakan untuk menyimpan dan menyampaikan gambar, suara, dan data streaming. Setelah dicetak, DCP akan didistribusikan ke seluruh bioskop untuk kebutuhan penayangan juga Mengenal Seni Videografi, Teknik Dasar Hingga JenisnyaPeralatan dan software yang digunakan pada tahap pasca produksi Umumnya, tahap pasca produksi menggunakan beberapa peralatan dan perangkat lunak sebagai berikut,1. Adobe Premiere ProAdobe Premiere Pro menyediakan fasilitas editing yang luas mulai dari editing video, audio, grafik, hingga koreksi Final Cut ProFinal Cut Pro biasanya digunakan bagi editor yang terbiasa menggunakan sistem operasi Macintosh dibandingkan Apple logic Pro X and Adobe AuditionApple Logic Pro X dan Adobe Audition digunakan untuk melakukan penyuntingan audio DaVinci ResolveDaVinci Resolve memiliki kegunaan untuk melakukan color grading. Program ini memiliki kecepatan rendering yang lebih baik jika dibandingkan dengan Adobe. Color grading dapat membuat film menjadi lebih menarik dan membawa penonton agar lebih menikmati film yang Avid Music ComposerAvid Media Composer merupakan sistem editing atau aplikasi perangkat lunak untuk penyuntingan video yang dikembangkan oleh Avid Technology pada tahun juga Yuk, Kenali Tahap-tahap Produksi Film Animasi!Membuat film animasi dengan SuperpixelAnda tertarik membuat animasi setelah membaca penjelasan mengenai tahap pasca produksi?Mari buat animasi bersama Superpixel! Superpixel creative agency yang berbasis di Singapura melayani pembuatan berbagai video animasi seperti ideo iklan, konten interaktif, launching produk, corporate video, hingga dan lain-lain. Dengan menggunakan Superpixel, pembuatan video animasi Anda akan ditangani oleh ahli yang sudah tidak diragukan lagi dalam informasi lebih lanjut, hubungi kami di Superpixel creative agency! Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui alur atau proses praproduksi pada produk multimedia! Anak Kelas 12 SMK Jurusan Multimedia wajib baca, nih! — Di situasi pandemi sekarang ini, sebagian besar aktivitas dilakukan di dalam rumah. Biasanya nih, untuk menghilangkan rasa bosan, kita suka mencari hiburan, mulai dari main sosmed, nge-game, baca buku atau komik, hingga nonton film. Nah, kalo kamu, lebih suka melakukan apa nih, pas lagi bosan di rumah aja? Ternyata, game, buku, komik, dan film merupakan contoh dari produk multimedia, lho. Bahkan, konten-konten yang ada di sosial media pun, baik itu gambar maupun video, juga termasuk produk multimedia. Hmm, kamu tau nggak nih, apa yang dimaksud dengan multimedia? Pengertian Multimedia Multimedia adalah gabungan dua unsur atau lebih media, seperti teks, gambar, grafik, animasi, audio, atau video menggunakan alat bantu tools serta koneksi link, sehingga menghasilkan output tertentu, bisa berupa informasi menarik atau hal lainnya. Nah, jadi, selain sebagai hiburan, multimedia juga bisa digunakan untuk memberikan informasi kepada penggunanya, ya. Penggunaan multimedia ternyata lebih efektif loh dalam menyampaikan suatu informasi. Alasannya karena multimedia dapat merangsang beberapa indra manusia, seperti penglihatan, pendengaran, sampai penciuman. Dalam alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke dalam Standar Operasional Prosedur SOP. Nah, SOP sendiri merupakan prosedur atau tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang alur praproduksi pada produk multimedia terlebih dahulu, ya. Jadi, stay tuned aja di ruangbaca untuk update-an materi selanjutnya. Mengenal Alur Praproduksi Oke, sebelumnya, ada yang sudah tau, apa itu praproduksi? Praproduksi atau sering disebut juga pre production merupakan tahap awal dari proses produksi. Di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala macam hal yang akan diperlukan untuk proses produksi. Jadi, kalo diibaratkan nih, misalnya kamu ingin memasak sesuatu, maka tahap kamu membeli bahan-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua yang dimaksud dengan tahap praproduksi. Kenapa harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi memiliki peran penting terhadap kesuksesan atau kelancaran proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu yang lumayan panjang, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% dari kegiatan produksi produk multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi, lho. Tahapan Alur Praproduksi pada Produk Multimedia Nah, proses praproduksi ini terbagi menjadi sembilan tahapan. Waduh, banyak banget, ya! Kita akan membahas satu per satu setiap tahapannya secara rinci, nih. So, baca terus sampai habis, ya. 1. Menentukan Ide dan Konsep Tahapan yang pertama adalah menentukan ide dan konsep. Ide merupakan gagasan awal yang nantinya akan direalisasikan ke produk yang ingin diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana aja, bisa dari imajinasi, hobi, pengalaman, buku, film, atau lingkungan sekitar. Dari ide ini, kita akan tau, produk seperti apa sih yang ingin kita produksi. Nah, setelah menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, seperti apa bentuk dan gaya pengemasan produk yang ingin kita buat, siapa aja target penontonnya, dan pesan apa yang ingin disampaikan. Baca Juga Mempelajari Unsur dan Prinsip Dasar Desain Grafis Misalnya nih, kamu punya ide ingin membuat video mukbang makan-makan. Nah, kamu harus tentukan dulu konsep videonya mau seperti apa. Apakah mukbang biasa di rumah, mukbang ke tempat makan, atau sambil ngevlog nih, misalnya jalan-jalan ke food festival. Pastinya, dari ketiga pilihan konsep tersebut, akan menghasilkan video yang berbeda, dari segi pengambilan gambar, background musik, kostum, dan lain sebagainya. Tentunya, ide dan konsep yang menarik akan menghasilkan produk yang menarik juga, ya. 2. Membuat Naskah Selanjutnya, ada tahap pembuatan naskah. Tahap ini juga nggak kalah penting loh dari tahap sebelumnya. Pada pembuatan video atau film, naskah bisa dijadikan acuan dalam proses produksi. Tanpa adanya naskah, bisa-bisa, cerita yang ingin disampaikan nggak bisa tersusun dengan baik, nih. Naskah adalah bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara suara dan gambar, sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi mengatakan bahwa naskah itu adalah jiwa dan darah dari sebuah produk video. Wah, jadi apa ya kira-kira fungsi naskah itu? Nah, kamu harus tau juga, naskah ditulis secara bertahap, dimulai dari menentukan ide cerita. Hayo, masih ingat nggak, ide bisa diperoleh dari mana aja? Setelah menentukan ide, maka perlu dilakukan riset. Riset ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melalui internet, buku, wawancara, atau datang ke lokasi langsung yang nantinya akan digunakan sebagai latar tempat cerita. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat ringkasan cerita sinopsis. Sinopsis berisi garis besar jalan cerita, meliputi pengenalan karakter para tokoh, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian masalah. Nah, setelah mengetahui gambaran cerita secara garis besar, cerita mulai disusun berdasarkan urutan adegannya scene. Tahap ini disebut dengan pembuatan outline. Lalu, dari outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment, yaitu uraian mengenai segala urutan kejadian secara rinci, mulai dari kemunculan gambar, sampai berakhirnya cerita. Treatment biasanya digunakan saat membuat naskah film. Nah, setelah treatment tersusun dengan baik, maka langkah terakhir adalah membuat naskah. Naskah sendiri terbagi menjadi dua jenis nih, yaitu naskah 1 kolom wide margin dan naskah 2 kolom. Kalo berikut ini, merupakan contoh naskah 2 kolom. 3. Membentuk Tim Produksi Tahap yang ketiga adalah membentuk tim produksi. Seorang content creator mungkin aja bisa membuat karya seorang diri, tanpa bantuan tim. Tapi, hal itu tentu membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa, ya. Nah, dalam skala produksi produk multimedia yang lebih besar, seperti pembuatan film atau video klip, kita pasti membutuhkan sebuah tim produksi. Mustahil dong jika semua kegiatan produksi dikerjakan oleh satu orang aja. Iya, nggak? Biasanya, tim atau kru produksi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tim kreatif dan tim teknis. Hmm, bedanya apa, ya? Oke, jadi, tim kreatif adalah tim yang bertanggung jawab untuk menghasilkan ide-ide menarik yang bisa memikat konsumen atau penonton. Sementara itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi. Nah, masing-masing tim terbagi lagi nih peran-perannya. Apa aja ya kira-kira? Yuk, perhatikan gambar berikut ini! 4. Membuat Panduan Gambar Tahap berikutnya adalah membuat panduan gambar. Maksud panduan gambar itu gimana, sih? Nah, gampangnya, panduan gambar bisa diartikan sebagai gambar-gambar yang dijadikan referensi atau contoh untuk memvisualisasikan suatu adegan. Misalnya nih, dalam sebuah cerita, terdapat adegan dengan latar “kantin sekolah saat jam istirahat”. Maka, panduan gambarnya bisa berupa kantin sekolah yang ramai dikunjungi siswa. Ada banyak siswa yang sedang makan, ngobrol, atau mengantri makanan. Kebayang, ya? Nah, dalam proses praproduksi, panduan gambar biasanya berupa storyboard. Storyboard sendiri adalah sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai naskah cerita. Dengan storyboard, penulis cerita dapat membuat seseorang membayangkan alur cerita melalui gambar-gambar yang disajikan, sehingga dapat menghasilkan persepsi yang sama mengenai ide cerita yang ingin disampaikan penulis. Storyboard berisi informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berisi tentang uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa berupa narasi, dialog, musik ilustrasi, atau sound effect. Sedangkan pada bagian video berisi tentang gambaran adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Bisa juga diperjelas dengan menambahkan keterangan berupa teks dari adegan yang ingin diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle yang digunakan. Oh iya, selain storyboard, ada juga media lain yang dapat digunakan sebagai panduan gambar, loh. Kamu bisa menggunakan floor plan. Floor plan ini bentuknya seperti denah yang menggambarkan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan juga terdapat jenis-jenis shot dan angle yang akan digunakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan photo board papan foto. Bentuk photo board kurang lebih sama seperti storyboard. Bedanya, kalo photo board bukan berupa ilustrasi gambar, melainkan foto. Nah, kamu bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan adegan dalam cerita. 5. Membuat Jadwal Produksi Selanjutnya, kita masuk ke tahap pembuatan jadwal produksi working schedule. Working schedule merupakan jadwal tahapan kerja secara keseluruhan, mulai dari tahap praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Nah, working schedule ini biasanya dibuat oleh seorang produser, berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim produksi dan target waktu yang harus dipenuhi. Kamu harus tau, working schedule penting sekali untuk dibuat. Kenapa begitu? Alasannya karena working schedule bisa digunakan sebagai laporan perkembangan, sehingga hasil kerja setiap tim produksi dapat terpantau. Hal ini, tentu bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan sesuai waktunya, alias nggak molor. Jadi, dapat menghindari terjadinya pemborosan biaya. 6. Menentukan Peralatan Produksi Setelah itu, kita akan menentukan perlengkapan apa aja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, ketika proses syuting nanti, ada beberapa peralatan yang belum ada. Atau bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya nggak terlalu dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu aja. Kalo sudah begitu, proses produksi jadi akan terhambat dan biaya produksi juga nggak bisa dikeluarkan secara optimal, deh. Nah, berikut ini terdapat beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam proses produksi audio video. 7. Mencari Pemain dan Lokasi Selain menentukan perlengkapan produksi, kita juga perlu mencari pemain dan lokasi untuk keperluan syuting nanti, nih. Kamu pasti pernah mendengar istilah casting, kan? Casting adalah proses pemilihan pemain atau aktor untuk memerankan sebuah karakter pada cerita. Nah, di tahap sebelumnya kan kita sudah membuat naskah, tuh. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa aja sih yang dibutuhkan. Dalam produksi film, sebelum melakukan casting, sutradara dan penulis naskah biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 dimensi tokoh. Jadi, masing-masing tokoh penting dalam cerita akan dibedah breakdown 3 dimensi tokohnya. Tujuannya, agar si tokoh atau pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan. Nah, 3 dimensi tokoh ini meliputi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Proses casting biasanya dilakukan melalui dua cara, yaitu screen test atau audisi terbuka open casting. Pada screen test, biasanya sutradara sudah memiliki pandangan, siapa aja orang yang cocok untuk memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang orang yang dianggap cocok tersebut untuk melakukan uji kecocokan, dengan memberikan naskah dan meminta orang tersebut untuk memerankan satu atau dua adegan. Sementara itu, pada open casting, cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbuka. Jadi, siapa aja bisa mengikuti audisi tersebut. Nah, informasi open casting ini biasanya akan disebarkan melalui sosial media. Sama halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan memberikan naskah pada peserta dan memintanya untuk memerankan beberapa adegan. Hayo, siapa yang pernah coba ikut open casting? Baca Juga Cara Kerja DHCP Server & Client Dalam proses casting, akan dilakukan perekaman. Dari hasil rekaman tersebut, nantinya akan dipilih, siapa aja yang paling cocok untuk menjadi pemain. Oh iya, jika proses pemilihan pemain disebut dengan casting, maka proses pencarian lokasi bisa kita sebut dengan istilah hunting location. Hunting location ini bertujuan untuk mencari lokasi syuting yang pas dan dapat menginterpretasikan kebutuhan set dalam naskah. Eits! Mencari lokasi syuting nggak bisa dilakukan sembarangan, ya. Kamu perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut Nah, setelah lokasi sudah fix nih, maka tim produksi akan mengunjungi lokasi tersebut. Proses ini disebut dengan reece, yaitu proses mengunjungi lokasi yang sudah siap secara look, mood, dan administrasi. Pada proses ini, kita nggak cuma lihat-lihat aja, tapi juga menentukan hal-hal teknis di lapangan, seperti menentukan blocking dan penempatan adegan, menentukan teknis kamera dan lighting, memperhatikan adanya gangguan suara, serta menentukan layout set dan properti. Jangan lupa juga untuk mengambil beberapa foto dan video saat proses hunting location dan reece, ya. Kamu juga perlu mengecek keadaan lokasi sesuai waktu pada adegan. Misalnya nih, ada adegan yang berlangsung pada malam hari, maka kamu harus melihat lokasi di malam hari juga, untuk mendapat gambaran keadaan sebenarnya. 8. Merinci Anggaran Biaya Produksi Oke, kita masuk ke tahap selanjutnya ya, yaitu merinci anggaran biaya produksi breakdown budget. Breakdown budget adalah rincian keseluruhan dana yang digunakan untuk proses produksi. Masing-masing departemen pada tim produksi akan membuat rencana anggaran biaya, mulai dari proses praproduksi sampai pascaproduksi. Kemudian, rencana anggaran biaya tersebut akan disusun menjadi breakdown budget oleh produser. Oh iya, kamu nggak perlu khawatir nih jika breakdown budget yang sudah kamu susun, nggak sesuai dengan kondisi di lapangan nanti. Pada dasarnya, breakdown budget hanyalah sebuah perkiraan. Artinya, bisa aja, di situasi real, akan terjadi pembengkakan biaya produksi. Nah, jika mengalami kondisi seperti itu, kamu bisa berdiskusi dengan tim untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik. 9. Melakukan Reading dan Rehearsal Akhirnya, sampai juga pada tahap terakhir dalam proses praproduksi produk multimedia nih, yaitu melakukan reading dan rehearsal. Setelah naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya untuk melakukan reading, yaitu proses pengarahan para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-sama dengan membaca skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing oleh sutradara. Reading penting sekali dilakukan oleh para pemeran agar dapat mendalami karakter yang dimainkan. Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya adalah latihan rehearsal. Latihan ini, dilakukan baik dalam bentuk pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan kamera. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat melakukan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan pergerakan kamera. Tapi, nggak semua adegan akan dilatih dalam rehearsal, ya. Hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau adegan yang melibatkan banyak dialog aja. Oke, selesai sudah materi kita kali ini. Wah, banyak juga ya yang dibahas. Nah, supaya kamu nggak lupa dengan alur atau proses praproduksi yang sudah dijelaskan di atas tadi, di bawah ini ada rangkumannya, nih. Kamu juga bisa mempelajari materi ini dengan lebih dalam lagi di salah satu produk ruangguru yang bernama ruangbelajar, ya. Tentunya, dipandu dengan Master Teacher yang membuat kamu langsung paham terhadap materi. So, akhir kata, terus semangat belajar dan HidupkanMimpimu! Artikel ini telah diperbarui pada 3 Agustus 2022. - Penerbitan dan grafika menjadi salah satu subsektor industri kreatif. Terutama seiring dengan berkembangnya teknologi cetak. Sehingga tak heran jika produk grafika masih menjadi daya tarik untuk dikembangkan. Setelah melakukan perancangan terhadap ide-ide produk grafis dengan melihat kebutuhan sekitar, dilanjutkan dengan proses buku Peningkatan Kualitas dan Nilai Ekonomis Karya Mahasiswa 2019 karya Annas Marzuki, terdapat beberapa proses produksi grafika,sebagai berikut Persiapan Persiapan menjadi langkah awal dalam memproduksi produk grafis. Persiapan ini terdiri dari mempersiapkan bahan, alat, dan tempat kerja yang aman dan nyaman. Baca juga Perancangan Produk Grafis Jika produksi grafika menggunakan teknik saring, maka peralatan yang dibutuhkan seperti screen dan rakel. Sedangkan bahannya adalah cat dan pengencer cat yang dibutuhkan juga tergantung dari desain dan teknik pewarnaan yang digunakan. Teknik sablon menggunakan teknik blok wana. Sedangkan teknik lain, seperti cetak datar menggunakan prinsip empat acuan warna yaitu CMYK. Tiga warna dan satu hitam. Proses pencetakan Tahap selanjutnya adalah pembuatan acuan cetak yang disesuaikan dengan teknik cetak yang dipilih. Untuk produk stempel, mulai mengukir pola gambar untuk menciptakan bidang tinggi. Sedangkan untuk teknik sablon, mempersiapkan screen sejumlah warna yang diinginkan. Karena setiap warna dalam cetak sablon dibuat film tersendiri. Setelah acuan cetak dibuat, siap untuk melakukan pencetakan pada bahan cetak yang diinginkan. Baca juga 5 Jenis Teknik Cetak Berdasarkan Prinsip

berikut adalah tahapan untuk pasca produksi digital kecuali